(CONSTRUCTION SERVICES DEVELOPMENT BOARD)

SEMINAR TEKNOLOGI BETON Kerjasama LPJK Provinsi Sumatera Selatan dengan PT. Semen Baturaja (Persero)

Selasa, 28 September 2010

PALEMBANG, RP.- Kualitas beton lokal dibandingkan luar negeri (internasional) yang masih jauh tertinggal. Hal ini juga diperparah dengan rendahnya SDM dan minimnya ahli beton. Demikian di ungkapkan Pakar Beton sekaligus Guru Besar ITB, DR Iswandi Imran MASc. PhD pada acara Seminar beton kerjasama LPJK Sumsel dengan PT. Semen Baturaja (Persero) Tanggal 31 Maret 2010 . “Potensi ketersediaan material beton locally seperti semen dan agrerat pada dasarnya masih tinggi,” katanya.

Termasuk ketersediaan bahan buangan industri yang bisa digunakan bahan alternatif, seperti abu terbang, slag, recycled polystyrene, recycled concrete.”Tapi. karena SDM kita dan teknologi juga lema, sehingga masih sulit sekali bersaing,” beber Iswandi. Ia mencontohkan pihaknya pernah sulit bekerjasama dengan singapura untuk pengelolaan beton disana. Alhasil, hanya malu sebab, pihaknya minta standar pengolaan beton K-300 (terbaik di Indonesia), yang ternyata tidak lagi berlaku di Singapura.

Sebaliknya, Singapura sudah menggunakan Standar K-350, yang merupakan industri pengolahan beton standar Internasional. ”jadi mau apa, selain harus terus berbenah saat ini,” tandasnya. Jika berbicara rana standar internasional, Indonesia memang masih jauh tertinggal, kata iswandi. Ironisnya banyak kontrktor asal lambrak menggunakan SDM saat membangun.

“Ketemu orang nganggur disuruh kerja proyek. Padahal merekan banyak yang awam dan tidak punya standar keahlian, ini sangat membahayakan keselamatan bangunan,” ujar dia.

Seharusnya, tambah iswandi untuk bangunan beton cornya harus dekat dengan lokasi sasaran. Tapi yang terjadi sebaliknya, mereka justru mengulur-ulur bahan tersebut, sehingga agak mengerik, sehingga mengurangai standar kualitas beton.

Konsumsi Semen PCC Terserap 15 Persen

Konsumsi produk semen teranyar PT Semen Baturaja yakni semen Portland Composite (PCC) dalam triwulan pertama 2010 ini relatif tinggi. Angkanya mencapai 15 persen dari total konsumsi dua jenis semen yang ada sebesar 240ribu ton. PT Semen Baturaja (Persero) pun memastikan pada pertengahan 2010 mendatang produk PCC ini. Telah di produksi secara komersial.

Diungkan Direktur Utama PT. Semen Baturaja (Persero) Pramudji Rahadjo bahwa PCC telah memenuhi persyaratan mutu Portlan Composite Cemen SNI 15-7064-2004 yang dapat digunakan secara luas untuk konstruksi umum pada semua beton, khususnya pada daerah rawa.”untuk di Sumsel sendiri sejauh ini semen PCC sangat cocok digunakan karena sebagian besar daerah Palembang merupakan daerah rawa,” ujarnya di sela-sela acara seminar Teknologi Beton kerjasama Lembaga Pengembangan Jasa Konstruksi Provinsi Sumatera Selatan dengan PT. Semen Baturaja di Ballroom Hotel Novotel, 31 Maret yang lalu.

Sementara itu, Ketua Umum LPJK Sumsel Ir. Eddy Genefo, MM,MT mengatakan Seminar Teknologi Beton digelar untuk meningkatkan Kualitas sumberdaya lokl dan sumberdaya manusia dalam menghadapi persaingan bebas”.

0 komentar: